Perihal Keputusan

Selasa, Januari 23, 2018

Untuk kali ini aku baru merasakan betapa bahagianya meninggalkan orang yang disayang.
Ya, meninggalkan orang yang raganya masih ada di bumi ini, dan terkadang suaranya masih sangat melekat di telingaku, wajahnya yang juga masih terbayang-bayang di otak ini, ataupun tingkah lakunya yang masih saja teringat-ingat dan sesekali membuat kesal jika rindu datang di waktu yang tidak diinginkan. Salah satu manusia favorit yang datang pasti dengan tujuan, dan memberikan pelajaran tentang bagaimana menghargai suatu pendapat antara satu sama lain.

Melepaskan sesuatu karena Allah, ya itulah yang aku tanamkan di benak ini agar bisa ikhlas melepaskan dia demi kebaikan Bersama. Sebenarnya ini adalah keputusan ku yang sudah aku fikirkan berulang-ulang setelah mengikuti kelas SAMARA di salah satu café yang berada perumahan Galaxy. kelas SAMARA adalah salah satu program yang dibuat oleh komunitas yuk ngaji regional Bekasi untuk memberikan pengetahuan mengenai ajaran islam atau lebih sering disebut dengan kajian yang diadakan tiap minggunya.

Aku langsung terpukul dengan kata-kata yang terlontar dari ustad yang memberikan materi tentang cinta mulia ataukah cinta yang sekedar hawa nafsu. Dalam pembahasannya ustad Dana menjelaskan mengenai perilaku yang dilarang oleh agama yaitu pacaran. Memang salah satu perilaku ini sangat sering sekali dilakukan oleh anak muda di Indonesia yang mayoritasnya beragama muslim ini. perilaku yang sangat dilarang tapi masih saja menjadi favorit di zaman sekarang ini. tak terkecualinya aku.

Dengan penjelasan mengenai bahayanya pacaran dan bagaimana dampak buruknya di dunia ataupun di akhirat kelak membuat aku harus segera menyudahinya. Seperti yang terdapat di dalam surah Al- Isra : 32 “Zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”
Dan memang benar, banyak sekali kemungkinan hal-hal buruk yang akan terjadi dan merugikan ku di dunia jika hal ini terus dilanjutkan, yang paling aku takutkan adalah bagaimana nasib kedua orang tuaku saat dipertanyakan di akhirat kelak mengenai apa yang telah aku perbuat di dunia ini. sangat amat menyeramkan bukan membayangkan hal-hal seperti itu, tapi ini memang perlu di fikirkan untuk kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti. Bahwa setiap yang aku kerjakan akan menyeret orang tua saat di akhirat kelak.

Perihal keputusanku yang ingin menyudahi hubungan ini adalah karena niatku bukan untuk meninggalkannya tetapi aku ingin kita sama-sama memperbaiki diri terlebih dahulu untuk lebih baik lagi kedepannya jika sudah halal nanti. Aku hanya ingin meninggalkan kebiasaan buruk yang sudah ku lakukan dan hanya menambah dosa, bukan manfaat yang aku terima. Bukan karena dia seseorang yang tidak baik, justru aku terkadang kagum dengannya dan dia adalah salah satu motivasi untukku agar lebih banyak memahami ilmu agama.

Ya aku memang tidak tahu dia adalah jodohku atau bukan, bahkan untuk beberapa hari, minggu bahkan bulan kedepan aku pun tidak tahu rencana Tuhan akan seperti apa. Melihatnya membuka hati lagi dengan perempuan lain atau masih tetap sama-sama memperbaiki diri dengan ku? Wallahua’lam. Aku hanya bisa berdoa dan tawakal kelak akan di pertemukan dengan yang terbaik saja yang Allah pilihkan untukku. Yang jelas setelah mengikuti kajian aku lebih terbuka mengenai ajaran dan perintah Allah SWT yang ternyata sangat baik untuk hambanya jika kita mau terus belajar memahaminya dan mengamalkannya. Dan ini emang terbukti banget jika kita ikhlas meninggalkan sesuatu karena Allah, suatu saat pasti akan digantikan dengan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dan aku percaya aja bahwa rezeki, jodoh, umur sudah ditentukan oleh yang maha memilliki bumi ini. hanya saja harus bersabar dan hijrah ke jalan yang benar agar Allah juga memudahkan segala sesuatu yang lebih baik yang  kita inginkan dimasa yang akan datang kelak. Aamiin

suatu keresahan yang hanya dapat diungkapkan melalui ketukan jemari kepada keyboard, semoga kamu mengerti dengan apa yang aku tuangkan di halaman layar kacamu.
maka setelah ini izinkan aku pergi
entah untuk selamanya ataukah akan kembali lagi
sebab nampaknya, aku membutuhkan ruang renung itu
karena ternyata, apa yang terjadi tidak akan menumbuhkan pahala
justru ketakutan yang aku dapatkan